Tips Puasa bagi Penderita Diabetes, Tetap Aman Selama Ramadhan
Liputanberitaku.com — Tips Puasa bagi Penderita Diabetes, Tetap Aman Selama Ramadhan- Bulan Ramadhan merupakan bulan penuh berkah yang dinantikan semua umat muslim di dunia termasuk Indonesia, mereka berlomba-lomba menjalankan ibadah puasa dengan sempurna. Namun tak sedikit orang yang merasa khawatir akan kesehatannya bila menjalankan puasa salah satunya yang dirasakan penderita diabetes.
Bagi penderita diabetes sangat penting menjaga pola makan dan jenis makanan yang dikonsumsi selama bulan Ramadhan. Mereka tidak boleh sembarangan agar penyakitnya tidak mendadak kambuh. Kurma, nastar, kolak, es buah, dan camilan manis khas Ramadhan lainnya jadi makanan favorit selama ibadah puasa. Akan tetapi, makanan-makanan itu bisa jadi “godaan” yang mengkhawatirkan bagi penderita diabetes.
Hal ini harus jadi perhatian. Oleh karena itu, Federasi Diabetes Internasional dan Aliansi Internasional Diabetes dan Ramadan (DAR) telah mengeluarkan pedoman nutrisi bagi umat Islam dengan diabetes yang menjalankan puasa Ramadhan tahun ini. Tips Puasa bagi Penderita Diabetes, Tetap Aman Selama Ramadhan :
Kalori
Kalori harus dibagi antara sahur dan buka puasa. Penderita diabetes juga bisa makan 1 hingga 2 camilan sehat jika perlu. Penderita diabetes harus memenuhi gizi seimbang, dengan total karbohidrat sekitar 40-50 persen dengan glikemik indeks (GI) renadah.
Perlu juga memenuhi kebutuhan protein dengan konsumsi kacang-kacangan, ikan, unggas, atau daging tanpa lemak dengan jumlah 20-30 persen dari porsi harian. Tubuh juga membutuhkan lemak sekitar 30-35 persen dari porsi harian.
Lemak yang dimaksud adalah lemak mono dan lemak tak jenuh ganda. Adapun untuk lemak jenuh, harus dibatasi hingga kurang dari 10 persen dari total asupan kalori harian.
Baca Juga : Tips Menjaga Kelembapan Bibir Selama Puasa Ramadan
Perhatikan Pola Makan
Tips puasa bagi penderita diabetes yang pertama adalah memperhatikan pola makan. Prinsip 3J, yaitu jumlah, jenis, dan jadwal. Saat berpuasa, hanya bisa mengonsumsi makanan saat sahur dan buka puasa. Namun untuk penderita diabetes, disarankan untuk tetap menjalani pola makan tiga kali sehari.
Caranya adalah dengan membagi porsinya, yaitu 40 persen saat sahur, 50 persen saat buka puasa, dan 10 persen setelah shalat tarawih. Jangan sampai kesiangan atau melewatkan sahur agar terhindar dari risiko gula darah menurun. Selain itu, konsumsi cairan atau air putih yang cukup dengan total delapan gelas per hari. Hindari konsumsi teh, kopi, atau minuman bersoda terutama saat sahur.
Ganti camilan dengan buah
Saat buka puasa, biasanya ada berbagai macam pilihan makanan dan camilan manis. Makanan penutup yang kaya gula harus dihindari setelah buka puasa dan di antara waktu makan. Makanan penutup sehat dapat diganti dengan sepotong buah.
Hindari minuman manis
Menjaga tingkat hidrasi yang memadai penting selama menjalankan ibadah puasa. Minum cukup air putih dan minuman non-pemanis saat sahur dan buka puasa. Minuman diet yang direkomendasikan oleh dokter juga boleh dikonsumi.
Baca Juga : Sekarang Perpanjang SIM Bisa Secara Online Dengan Aplikasi Sinar!
Yang sebaiknya dihindari adalah minuman manis, seperti sirup, jus kemasan, atau jus segar dengan tambahan gula. Konsumsi minuman berkafein, seperti kopi, teh, dan minuman cola juga harus diminimalkan karena berfungsi sebagai diuretik yang dapat menyebabkan dehidrasi.
Pilih karbohidrat rendah GI
Glutemik indeks (GI) atau kadar gula dalam karbohidrat perlu diperhatikan oleh penderita diabetes. Karbohidrat yang dikonsumsi, sebaiknya memiliki kadar GI yang rendah. Makanan seperti ini tidak memiliki efek langsung pada glukosa darah postprandial.
Makanan yang kaya protein dan lemak baik lebih mempertahankan rasa kenyang daripada makanan yang kaya karbohidrat. Sebisa mungkin mengkonsumsi karbohidrat yang tinggi serat, seperti biji-bijian.
Pilihan lain, konsumsi karbohidrat bisa dari sayuran, buah-buahan utuh, yogurt, susu dan produk susu dianjurkan. Konsumsi karbohidrat dari gula dan biji-bijian olahan, seperti tepung terigu, pati seperti jagung, nasi putih, dan kentang harus dihindari atau diminimalkan.