Pesona Gunung Lawu, Mistis Atau Fantastis ?
Pesona Gunung Lawu–Halo kawan-kawan, disini kita akan membahas kegiatan olah raga outdoor yaitu mendaki gunung. Di era sekarang ini, banyak kalangan mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa membutuhkan kegiatan pendakian. Setelah ada film tentang mendaki Gunung Semeru di Malang, Jawa Timur, olahraga tersebut menjadi sangat populer. Film yang sukses menarik banyak perhatian ini berjudul “5cm” yang rilis pada tahun 2012 lalu.
Oke, jadi disini saya akan membahas salah satu dari sekian banyak gunung tertinggi yang ada di Jawa Tengah, yaitu gunung Lawu melalui basecamp Candi Cetho. Gunung Lawu memiliki ketinggian 3265 meter di atas permukaan laut (mdpl) yang terletak di perbatasan provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Gunung Lawu terletak di antara tiga kabupaten yaitu kabupaten Karanganyar, kabupaten Ngawi, dan kabupaten Magetan.
Gunung Lawu memiliki 3 puncak, Hargo Dalem, Hargo Dumilling dan Hargo Dumillah. Di sekitar puncak Hargo Dalem terdapat beberapa bangunan ziarah yang konon merupakan tempat tinggal Eyang Sunan Lawu. Kediaman raja terakhir Maya Pasit memerintahkan berdirinya kerajaan spiritual, Hargo Dalem adalah makam kuno, dan Prbu Brawijaya adalah seorang Muslim. Di dekat puncak Hargo Dumillah hanya ada satu tugu setinggi sekitar 10 meter yang merupakan lambang puncak gunung tertinggi.
Pesona Gunung Lawu, Mistis Atau Fantastis ?
Berikut beberapa pantangan saat mendaki Gunung Lawu:
1. Tidak memiliki niat buruk
Pendaki seharusnya tidak memiliki niat buruk saat mendaki Gunung Lawu. Hal ini dikarenakan Gunung Lawu masih sering digunakan untuk kegiatan spiritual.
Larangan niat buruk tidak terbatas pada Gunung Lawu. Tetapi semua bisnis harus dimulai dengan niat baik.
Selain itu, pendaki juga tidak bisa fokus pada ambisi mencapai puncak Gunung Lawu. Karena puncak Gunung Lawu hanyalah bonus pendakian. Nikmati perjalanan pendakian Anda sambil membuat niat baik.
2. Jangan terlalu banyak bercanda
Gunung Lawu memiliki aura mistis yang sangat tinggi. Jadi pendaki tidak diperbolehkan bercanda secara berlebihan sebagai bentuk penghormatan. Jika dia terlalu banyak bercanda, dia khawatir para pendaki akan kehilangan fokus dan tersesat atau tertinggal di belakang kawanan.
Larangan ini mengacu pada etika atau tata krama yang baik. Pendaki harus menjaga sikap dan perilakunya di lokasi baru.
3. Jangan mengeluh
Pendaki tidak boleh mengeluh saat mendaki Gunung Lawu. Jika lelah atau kedinginan, pendaki bisa langsung istirahat sejenak dan melakukan pemanasan tanpa mengeluh. Apa pun yang Anda alami saat mendaki, usahakan selalu menepati janji.
Karena kata-kata bisa menjadi doa. Misalnya, jika Anda mengeluh kepanasan atau kecapekan, para pendaki justru semakin kepanasan dan semakin lelah. Nikmati perjalanan Anda dan catat setiap keluhan.
4. Jangan membuang sampah sembarangan
Tak hanya di Gunung Lawu, pendaki juga dilarang membuang sampah sembarangan di gunung lain. Sampah yang berserakan hanya memperburuk penglihatan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga kemurnian alam.
Biasakan untuk selalu membawa sampah plastik di dalam tas. Dengan begitu, pendaki tetap bisa menjaga kemurnian alam. Buang sampah ke tempat sampah khusus.
5. Perhatikan pakaian yang Anda kenakan
Selain menjaga sikap dan perkataan, pendaki juga harus memperhatikan pakaian yang dikenakan. Pendaki tidak diperbolehkan memakai baju atau pakaian dengan motif mrutu sewu dan berwarna hijau.
Hal ini karena motif mrutu sewu dan warna hijaunya akan terlihat pudar jika berada di pepohonan. Jika Anda terpisah dari grup, akan sulit menemukan Anda. Selain itu, warna hijau sering dikaitkan dengan Nyi Roro Kidul.
Informasi tersebut mencakup beberapa pantangan yang harus diperhatikan saat mendaki Gunung Lawu. Meski tidak tertulis, tetap ikuti pantangan-pantangan tersebut untuk menghindari hal-hal buruk yang tidak diinginkan.