Kontroversi European Super League
www.liputanberitaku.com— European Super League,niatnya bisa untuk merangkul antusiasme raksasa Eropa. Tapi itu belum dimulai, kompetisi sudah dinilai di sana-sini.Sebanyak 12 klub top Eropa resmi meluncurkan kompetisi baru bernama European Super League atau European Super League. Pernyataan resmi pembentukan Liga Super Eropa itu dimuat pada Senin tanggal 21, 20 April di situs resmi salah satu klub pendiri, Real Madrid.
Rencananya tidak hanya 12 klub, European Super League juga akan mengundang raksasa Bundesliga lainnya, yakni Bayern Munich, Borussia Dortmund dan RB Leipzig, selain Paris Saint-Germain. Selanjutnya, kompetisi ini akan berbentuk turnamen dengan 12 pendiri tetap dan delapan tim lainnya, yang bisa berbeda-beda berdasarkan performa tim, sehingga total menjadi 20 tim.
Setiap tim peserta dibagi menjadi 2 kelompok yang masing-masing terdiri dari 10 tim.
Kontroversi European Super League
Pertandingan kandang dan tandang akan berlangsung di perempat final dan semifinal, sedangkan pertandingan final akan berlangsung di tempat netral.
Baca Juga : Lionel Messi Angkat Trofi Copa del Rey Pertama sebagai Kapten Barcelona
Liga Super Eropa menawarkan hadiah yang lebih tinggi dari Liga Champions yaitu £ 310 juta, sedangkan Liga Champions hanya £ 100 juta.Ide Liga Super Eropa didukung oleh para pemimpin beberapa klub besar Eropa seperti Florentino Perez (Real Madrid) dan Andrea Agnelli (Juventus).
Rencana pembentukan European Super League datang pada saat wabah Covid-19 merebak. Klub yang mendirikan Liga Super Eropa ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan intensitas kompetisi Eropa sepanjang musim serta menciptakan format di mana klub dan pemain terbaik dapat bersaing secara reguler.
Florentino Perez, presiden Madrid, dinobatkan sebagai presiden Liga Super Eropa. Sedangkan presiden Juventus Andrea Agnelli, pemilik Liverpool John W Henry dan pemilik Manchester United Joel Glazer sebagai perwakilan.
Kompetisi European Super League akan berlangsung dari Agustus hingga Mei. Peserta akan menerima penghargaan kinerja yang membuat frustasi sekitar £ 300 juta atau hampir Rp 6. T, jumlah ini dapat meningkat berdasarkan penampilan mereka.
Kontroversi European Super League
Namun, kompetisi European Super League belum dimulai, banyak penolakan di mana-mana. Liga Premier, LaLiga, UEFA dan bahkan FIFA menentangnya. Tak hanya itu, beberapa legenda sepak bola pun mengecam turnamen tersebut.
Federasi dan penyelenggara kompetisi tidak memiliki perlawanan yang cukup, bahkan suporter yang mewakili elemen utama klub sangat menentang. Pasalnya, mempertemukan tim elite Eropa dalam turnamen tertutup mengakhiri lahirnya “turnamen sepak bola sehat”.
Tim kecil tidak dapat bersaing dengan tim yang lebih baik, sementara tim yang lebih kuat secara alami menjadi lebih kuat dan lebih kaya. Sebuah kompetisi yang “hanya mempertemukan tim elit” dianggap melanggar prinsip fair play.
Enam kelompok pendukung Enam Besar Liga Inggris juga dengan tegas menolak gagasan tersebut, demikian pula sejumlah pemain dan pelatih yang timnya pernah berlaga di Liga Super Eropa. Diantaranya adalah Bruno Fernandes dan manajer Chelsea Thomas Tuchel.
UEFA juga bertindak tegas atas rencana 12 klub untuk meluncurkan Liga Super Eropa. Presiden UEFA Alexander Ceferin bahkan mengumumkan bahwa klub yang berpartisipasi akan dikeluarkan dari keanggotaan UEFA dan dilarang tampil di semua kompetisi di bawah naungannya.
Tidak hanya klub, para pemain juga tidak bisa berpartisipasi di Piala Eropa dan Piala Dunia.
“Pemain yang bermain untuk tim liga akan dilarang berpartisipasi di Piala Dunia dan Piala Eropa. Mereka tidak akan bisa membela tim nasional mereka dalam pertandingan apapun,” kata Ceferin dalam pernyataan resmi.