Kritik Lewat Seni Lebih Elegan!
liputanberitaku.com — Kritik Lewat Seni Lebih Elegan!- Sayembara presiden untuk menyuarakan kritik ternyata sedang jadi bola liar yang ditangkap para pemain dan juga penonton. Walaupun itu akhirnya berimbas pada apa yang di namakan pembelaan
segelintir orang atas sikap pemerintah dan berujung pemerintah tidak bisa melarang pelaporan orang yang mengkritik ke pemerintah oleh individu dan kelompok tertentu karena terlalu frontal dalam mengeritik penguasa saat ini.
Ekpektasi yang kebablasen mereka seakan menjadi pihak front pembela militan terhadap pemerintahan saat ini. bahkan politisi senior pun sekelas JK masih di ragukan kekritisan dan dicurigai akan membuat sesuatu.
itulah keadaan sekarang yang tidak mendukung suara kritis karena semua seakan monoton. karena terbukti bahwa dibutuhkan kearifan dan juga kebijaksanaan dalam mendengar kritik langsung maupun tidak langsung.
Saatnya kita ingat kembali lagu-lagu iwan fals, puisi ws rendra, puisi wiji tukul. teater koma dan teater gandrik atau ketoprak contong dijogja kesenian yang membawakan pesan kritis pada penguasa politik saat itu. dengan konsekwensi logis benturan dengan penguasa adalah cara elegan untuk tetap kritis, bukankah itu lebih terhormat?
Tampaknya perubahan zaman generasi Viral adalah produk media yang tidak punya keberanian untuk memberikan suara yang berbeda. generasi jempol yang belajar, bekerja dan bermain lewat gadget dengan keterkejutan budaya karena tidak melongok jendela runahnya tahu kiri kanan permasalahan sosial.
dengan manut dan ikut kebijakan mendikbud belajar dirumah karena pandemi corona ini seakan semakin menenggelamkan suara-suara kritisi tu.
Real kritik bukan sembarang kritik karena itu sebuah kritikan lewat seni, menulis dan vlog, atau blog yang lebih halus dan bermakna bagi kita semua. Bagi penguasa mari Buka pintu dialog dan akal yang dingin serta lupakan emosi.
Maka saran saya kritik dan kritislah lewat jalur seni, karna jalur seni lebih elegan!