4 Posisi Berkendara Motor Ergonomis
liputanberitaku.com– Mencuplik Motorcyclist, empat faktor khusus yang punya pengaruh langsung pada ergonomi sepeda motor ialah jarak jok dengan setang setir, jarak jok dengan injakan kaki, tinggi setang, dan pojok kaki dan tubuh saat duduk. Dalam waktu 16 tahun, team Motorcyclist mengamati dimensi bagus sepeda motor buat mendatangkan ergonomi terbaik. Hasilnya, mereka menyetujui ukuran bagus dari 4 faktor itu.
Menurut Motorcyclist, jarak bagus setang dengan jok sekitaran 69 cm, jarak jok dengan injakan kaki sekitar 47 cm, dan tinggi setang diukur dari pencapit (clamp), yaitu 22 cm. Motorcyclist memang punyai hasil penelitian masalah dimensi bagus sepeda motor, tetapi ergonomi condong memiliki sifat subyektif, hingga susah untuk diukur secara mutlak.
Orang dengan bentuk sebanding juga dapat berlainan opini masalah kualitas ergonomi sepeda motor karena kenyamanan terkait dengan rasa dan hasrat. Supaya bisa penuhi harapan ergonomi, karena itu seharusnya ketahui benar wujud sepeda motor saat sebelum membeli. Duduk di atas sepeda motor yang akan dipinang untuk sesaat bisa memberikan deskripsi bagaimana rasanya berkendaraan dengan motor itu. Disamping itu, dapat optimalkan peluang tes ride yang diberi dealer, hingga impresi berkendaraan makin kuat. Banyak yang perlu diperhatikan dalam memakai sepeda motor. Salah satunya hal yang tidak kalah penting ialah sikap badan.
Keutamaan atur status berkendaraan akan memengaruhi kenyamanan pengendara saat di jalan raya, bagus untuk diri kita atau pengendara lain. “Kita harus pastikan jika semua bentuk badan kita saat berkendaraan lumayan baik dan bagus hingga bisa berasa nyaman dan optimal,” kata Ludhy Kusuma, Safety Riding Development Section Head PT Daya Adicipta Motora (DAM).
Berikut 4 hal yang penting diperhatikan supaya posisi berkendara ergonomis:
1. Jari Tangan
Posisi jemari tangan tetap mengepal pada setang setir, tidak dianjurkan posisi jemari tangan standby pada rem depan saat berkendaraan. “Bila dua jemari tangan standby di rem depan, akan memunculkan kekuatan bahaya, karena perputaran gas belum tertutup dengan optimal. Hingga, menyebabkan titik pengereman jadi lebih jauh,” kata Ludhy.
2. Posisi Tangan
Status tangan dianjurkan tidak untuk lempeng, tetapi tangan sisi sikut sedikit menekuk. Status ini berperan untuk menolong memantapkan badan kita di saat melalui jalan bergelombang atau berlubang supaya pengendara bisa mengatur setang setir secara nyaman.
3. Pandangan Mata
Di saat berkendaraan, dianjurkan penglihatan mata melihat ke sekitar supaya pengendara bisa ketahui keadaan di sekitar jalan raya yang dilewati. Disamping itu, status mata saat membelok atau menikung harus melihat ke akhir tikungan agar bisa melihat jika ada potensi berbahaya.
“Tidak itu saja, langkah mengatur setang setir yang bagus ialah menggenggam stang setir dengan kuat, supaya saat ada guncangan di jalan yang bergelombang pengendara bisa mengatur secara baik,” tutur Ludhy.
Ludhy menambahkan, pengendara harus juga memerhatikan keadaan sepeda motor, terutamanya di tempat sisi depan, seperti setang setir, fork, s/d roda depan, agar memaksimalkan kontrol saat berkendaraan. Dengan mekanisme setir yang maksimal, menurut Ludhy, kemauan untuk meluncur dan bermanuver di jalan akan didapat secara baik supaya lebih nyaman dan aman saat berkendaraan.
4. Posisi Tombol atau Saklar
Instrument Setang setir Untuk keselamatan bersama, keadaan atau status tombol atau sakelar instrument pada setang perlu kadang-kadang jadi perhatian. Misalnya, yakinkan tombol lampu depan jarak dekat yang berperan dan matikan kembali lampu sein jika sudah membelok.