Tips Isolasi Mandiri di Saat Pandemi Covid-19
liputanberitaku.com– Angka virus corona di Indonesia tengah alami peningkatan tajam beberapa saat terakhir. Ada beragam pemicu sebagai penyebab kenaikan kasus ini.
Penyebab itu di antaranya
- penumpukan kelengahan warga dalam mengaplikasikan prosedur kesehatan
- menebarkan penyebaran infeksi dari variasi baru yang lebih menyebar
- keluasan peraturan yang diaplikasikan pemerintahan.
Pasien Covid-19 yang pantas untuk ditunjuk ke rumah sakit ialah mereka yang mempunyai tanda-tanda berat atau memerlukan bantan perawatan klinis. Sementara, pasien yang cuman alami tanda-tanda enteng atau bahkan juga tanpa tanda-tanda (OTG) cukup jalani isolasi, baik di lokasi yang disiapkan pemerintahan atau secara berdikari. Angka keberisian ruangan perawatan pasien Covid-19 di dalam rumah sakit-rumah sakit beragam kota juga ikut bertambah tajam.
Tips Isolasi Mandiri
Jaga kualitas karantina mandiri tujuannya pastikan karantina mandiri betul-betul sama sesuai dengan yang semestinya dilaksanakan hingga bawa imbas baik untuk pasien dan beberapa orang disekelilingnya.
1. Disiplin 14 hari
Isolasi mandiri harus dilaksanakan sepanjang 14 hari sarat dengan disiplin tinggi. Selama saat itu, aktor isoman dilarang untuk tinggalkan tempat isolasinya. “Lama waktunya harus 14 hari, tidak bisa kemana saja sepanjang jalankan karantina mandiri itu . Maka jangan ada misalkan mendadak ‘saya ingin periksa’, keluar tempat tinggalnya. Itu salah,” tutur Dicky. Menurutnya, hal tersebut bukan hanya mencelakakan seseorang, tapi juga dirinya.
2. Lakukan Pengujian Pasif
Ke-2 , cara pengujian atau testing. Dicky mengutamakan keutamaan dilaksanakan pengetesan secara pasif. Maknanya, bukan aktor isoman yang ke arah lokasi test, tetapi petugas test yang menghampirinya. Ini masih terkait dengan point awalnya jika aktor isoman dilarang tinggalkan tempat isolasi sepanjang 2 minggu.
“Jika misalkan ada dari lembaga atau kantornya berencana testing, misalkan rapid tes antigen, di hari ke-3 , ke-5, ke-7 isoman, itu harus dilaksanakan secara pasif. Dikunjungi. Jangan ia lakukan perjalanan keluar rumah atau kamarnya,” kata Dicky.
3. Pemantauan harian
Pengawasan harian secara periodik untuk ketahui perubahan orang yang sedang jalani karantina mandiri. Menurut Dicky, ini penting dilaksanakan karena perburukan keadaan dapat terjadi kapan pun walau awalnya tidak memperlihatkan tanda-tanda.
“Diawasi harian, temperatur berapakah pagi, sore, selanjutnya jika ada (alat untuk check) saturasi oksigen. Ada keluh kesah apa, harus ada checklist untuk pastikan pagi sore itu keadaannya relatif terbangun, atau pada keadaan pada umumnya baik,” kata Dicky. “Sebab bisa terjadi perburukan setiap saat, khususnya ke orang yang mempunyai factor resiko,” lanjut ia.
Pengawasan ini harus dilaksanakan sedapat mungkin oleh faksi yang lain terus berkontak dengan aktor isoman, supaya dia tidak keluar tempat tinggalnya. Bila tidak disiplin, tidak cuma orang yang lain dapat terjangkit, tapi dirinya sendiri. Apa lagi, dengan meluasnya penyebaran variasi baru corona Delta yang tingkat penyebarannya semakin tinggi dan tingkatkan resiko keparahan.
Sesudah periode 14 hari terlewati dan tidak ada laporan tanda-tanda yang memiliki arti, maknanya orang yang jalani karantina bisa disebutkan pada keadaan yang bagus. “Sesudah disiplin isoman 14 hari dan tidak ada memiliki gejala, ia dipandang relatif aman, sembuh. Meskipun saya harus berikan ada pula yang hari ke-14 positif, ada lho,” kata Dicky.