Ajari 5 Sikap Tegas kepada Anak agar Tak Jadi Korban Bullying
liputanberitaku.com — Perundungan ialah ancaman yang tidak dapat dihindarkan terjadi pada anak. Ditambah lagi di zaman sosial media yang penuh dengan komentar jahat dan nyinyir dari warganet.
Bullying ialah penganiayaan yang mempunyai tujuan untuk sakiti orang lain. Memiliki bentuk dapat berbentuk fisik, psikis dan verbal.
Efeknya dapat buruk sekali terutamanya ke anak dan remaja yang masih rawan keadaan emosionalnya. Sayang, orang-tua tidak dapat seutuhnya membuat perlindungan buah hatinya dari perisakan ini.
Ada selalu peluang anak jadi korban bullying baik di sekolah, lingkungan sosial media atau persahabatan.
Orang yang lakukan penganiayaan mempunyai keperluan akan kekuasaan dan kontrol atas seseorang dan kemauan untuk sakiti orang. Sering mereka kekurangan pengaturan diri, kesensitifan, dan empati.
Dalam sebuah riset lain, disebut jika bullying akan membuat ketakutan berantai di lingkungan tempat hal tersebut muncul karena banyak orang akan takut menjadi ‘korban’ selanjutnya. Bullying akan mengambil perasaan aman yang semestinya terbentuk di lingkungan tempat seorang bekerja atau belajar.
Dalam kasus ekstrim, beberapa korban umumnya dikeluarkan dari sekolah karena ketakutan mengagumkan, terserang stres, mendapatkan masalah kekhawatiran sampai pengurangan keyakinan diri.
Karenanya, penting untuk menanggapinya secara tepat supaya anak bebas dari perlakuan tidak membahagiakan ini.
> Jangan dibiarkan aktor membuat anak berasa rendah diri
Berikan ke anak masalah keutamaan self esteem terhitung saat jadi target bullying. Jangan dibiarkan sikap negatif itu membuat anak berasa rendah diri dan jelek.
Peringatkan anak untuk memberinya afirmasi positif dalam diri sendiri. Sebagai orang-tua, kita harus juga terus mengingati masalah atribusi positif yang dipunyai oleh anak.
> Beritahukan aktor masalah hati dan opini kita
Ajari anak untuk berani bicara memberi respon perlakuan perisakan yang dialaminya. Berikan ke aktor masalah hatinya masalah perlakuan itu dan hal yang diharapkan.
Misalkan saja, “Saya geram saat kamu panggil saya dengan panggilan olok-olok karena saya mempunyai nama asli. Saya ingin kamu mulai panggil saya bernama asli saya.
“Ucapkan ini dengan suara yang tenang dan penuh kemauan supaya pesannya betul-betul tersampaikan.
> Tidak boleh menangis saat jadi korban penganiayaan
Air mata cuman akan menambahkan kepuasan aktor perisakan karena mereka mempunyai tujuan ingin menyakiti. Beritahu ke anak supaya meredam air matanya di muka aktor dan berlaku seakan-akan ejekannya tidak menyakitkan.
Tetapi tidak berarti anak dilarang mengekespresikan kesedihannya karena jadi korban bullying. Kasih waktu dan peluang anak untuk meluapkan semua keluh kesahnya karena perlakuan yang dialaminya.
> Tertawakan teror aktor
Aktor perisakan sering memberikan ancaman korbannya karena beragam hal. Mereka akan berasa tidak terpenuhi bila korbannya memandang sepele kata- menertawakannya atau ucapnya.
Berikan ke anak langkah memberi respon ancamannya secara tepat supaya tidak sedang menjadi sasarannya. Kemudian, beritahu ke orang dewasa masalah gertakan itu.
> Lakukan berlaku baik dan berani
Lakukan anak untuk berlaku baik dan ramah sejak dari kecil ke siapa dan di mana saja. Perlakukan seseorang seperti mereka ingin diberlakukan pula.
Hal terpenting, ajari anak menjadi pemberani terhitung untuk cari kontribusi saat ditindas. Di lain sisi, beritahukan anak keutamaan bela seseorang yang jadi korban bullying supaya sikap itu dapat selekasnya lenyap dari sekelilingnya.