5 Kuliner Minang yang Terinspirasi dari Nama Daerah
liputanberitaku.com– Banyak kuliner Minang yang tidak perlu disangsikan kembali. Rendang misalkan, kesedapan panganan ini tidak hanya dianggap warga Indonesia, tetapi juga internasional.
Rendang dikatakan sebagai makanan paling enak di dunia versus CNN. Tidak cuman rendang, Ranah Minang masih simpan banyak kekayaan kuliner yang lain rasanya tidak kalah mengunggah hasrat. Selainnya nikmat, beberapa kuliner ini dinamakan berdasar nama wilayah aslinya. Bahkan juga, walau dipasarkan di wilayah lain, namanya masih tetap memakai nama wilayah asal kuliner itu.
Berikut kumpulkan beberapa kuliner ciri khas Minang yang di inspirasi dari nama wilayah :
1. Lapek Kampuang Aro
Di Pariaman ada sebuah kuliner nikmat namanya Lapek Kampuang Aro. Lapek ini memiliki bentuk unik karena ke-2 ujungnya diikat dan dirajut seperti peluru senapan mesin. Ada pula yang mengatakan dengan Lapek Barajuik.
Lapek Kampuang Aro banyak dibuat di Kampuang Aro, sebuah wilayah di Pakandangan, Kabupaten Padang Pariaman. Lapek ini jarang-jarang dibikin di wilayah lain karena diolah secara turun-temurun dan langkah mengolahnya juga tidak dapat asal-asalan. Selainnya jadi makanan favorite untuk masyarakat Ranah Minang, Lapek Kampuang Aro terkadang di-export ke Malaysia.
2. Nasi Kapau
Kapau ialah nama sebuah nagari yang berada di Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam. Ada satu tipe sajian ciri khas dalam Nasi Kapau, yakni Gulai Tambunsu. Gulai Tambunsu ialah gulai di mana telur dan tahu diproses dan dibuntel dalam usus sapi. Struktur usus sapi yang kenyal bersatu secara halus dan padatnya kombinasi tahu dan telur.
3. Martabak Kubang
Nama Kubang sebagai nama sebuah nagari yang berada di wilayah Guguak, Kabupaten Limapuluh Kota. Banyak perantau dari Kubang profesinya jual martabak telor atau bernama Martabak Kubang.
Martabak Kubang kabarnya awalannya berawal dari Haji Yusril Darwis yang mengelana ke Bagan Siapi Api. Di situ dia belajar memproses martabak telor dari pedagang martabak turunan India. Dengan modifikasi dari Haji Yusril Darwis terbentuklah sebuah martabak baru.
Martabak ini selanjutnya ia namakan dengan Martabak Mesir. Argumennya simpel, karena di saat Haji Yusril Darwis jualan di Sumbar dia ingin masyrakat Sumbar yang mayoritas Islam ingin beli martabaknya karena Mesir negara Islam.
Tahun 1999 Haji Yusril Darwis mempatenkan Martabak bikinannya bernama Martabak Kubang dan brand-nya kubang HAYUDA (Haji Yusril Darwis).
4. Sate Danguang-Danguang
Danguang-Danguang sebagai wilayah yang berada di Kabupaten Limapuluh Kota. Salah satunya makanan ciri khas dari wilayah itu ialah sate danguang-danguang dengan kuahnya ciri khas warna kuning.
Sate Danguang-Danguang saat ini bukan hanya ada di wilayah Danguang-Danguang, tetapi juga terdapat banyak di wilayah lain di Sumbar. Bahkan juga ada juga sampai ke wilayah perantauan.
5. Karupuak Sanjai
Karupuak sanjai, salah satunya kuliner Minang yang kerap jadi camilan ini. Rasanya yang kriuk dan pedas membuat kita tidak dapat stop untuk selalu mengkonsumsinya. kuliner Minang yang ini kerap jadi oleh-olehan untuk pelancong
Nama sanjai datang dari sebuah wilayah di Bukittinggi dan dari sini awalannya industri rumahan karupuak sanjai mulai tumbuh. Bahkan juga, di wilayah Sanjai sekarang ini industri ini telah masuk angkatan ke-3 bahkan juga ke-4. Masyarakat sanjai dahulunya beli singkong sebagai bahan baku khusus krupuk ke wilayah Gaduik, karena di wilayah Gaduik berikut ubi-ubi dengan kualitas terbaik tumbuh.