Simak! Kelelawar Merupakan Mamalia
Simak! Kelelawar Merupakan Mamalia–Meski dianggap sebagai salah satu hewan yang paling banyak menularkan penyakit ke manusia, kelelawar ternyata memainkan banyak peran penting dalam ekosistem. Kelelawar ditemukan di banyak ekosistem vegetasi terestrial. Orang biasanya mengenali kelelawar sebagai makhluk gua. Spesies ini penting bagi ekosistem karst.
Kelelawar adalah satu-satunya mamalia yang bisa terbang. Ada dua subordo kelelawar di Indonesia, yaitu:
1. Megachiroptera, (kelelawar pemakan buah, daun, nektar, dan polen), dengan 1 famili, 41 genus, dan 163 spesies;
2. Mikrobat, (terutama insektivora, hanya sedikit pemakan buah dan nektarivora), dengan 17 famili, 147 genera dan 814 spesies. Kelelawar dari keluarga Microchiroptera hidup di gua-gua untuk bertengger di siang hari. Beberapa contoh kelelawar Microchiroptera adalah Rhinolopus hoary (kelelawar tapal kuda), Rhinolopus affinis, dan Rhinolopus pusillus. Ketiga spesies kelelawar ini terdapat di kawasan karst Gunung Sewu, Kabupaten Gunungkidul.
Beberapa peran kelelawar bagi ekosistem karst diantaranya:
- Sebagai pengendali hama pertanian, terutama kelelawar pemakan serangga;
- Sebagai predator alami/pengendali hama penyakit, misalnya nyamuk;
- Sebagai agen penyerbukan dan penyebar biji;
- Membantu penyuburan tanah. Guano atau kotoran kelelawar merupakan salah satu bahan pembuat pupuk terbaik di dunia.
Simak! Kelelawar Merupakan Mamalia
Rhinolopus canuti (Thomas & Wroughton, 1909) atau kelelawar tapal kuda
Kelelawar ini endemik di Indonesia. Di Indonesia hanya terdapat di pulau Jawa dan Bali. Spesies ini baru dideskripsikan sebagai spesies baru pada tahun 1909 oleh Oldifield Thomas dan Robert Charles Wroughton. Nama Canuti adalah untuk menghormati ahli mamalia Denmark Knud Andersen.
Deskripsi: Tengkorak Rhinolopus canuti memiliki proyeksi rostral. Panjang kepala dan tubuhnya kurang lebih 65 mm. ekor 22mm. Telinga 24mm. Ada hubungan yang sangat erat antara sadel dan tombak belakang.
Hewan ini aktif di malam hari (aktif di malam hari), pemakan serangga, dan suka bertengger di gua pada siang hari. Tinggal di koloni.
Menurut Daftar Merah IUCN, Rhinolopus canuti saat ini berada dalam kondisi rentan. Dipercaya memenuhi kriteria kerentanan, karena habitatnya saat ini kurang dari 20.000 kilometer persegi, habitatnya terfragmentasi, bergantung pada hilangnya hutan dan habitat. Diperkirakan populasi kelelawar jenis ini akan terus menurun.
Rhinolopus affinis (Horsfield, 1823) atau kelelawar tapal kuda berukuran sedang
Naturalis Amerika Thomas Horsfield menamakannya spesies baru pada tahun 1823. Namun, spesimen holotipe atau organisme yang digunakan pada saat itu diambil di pulau Jawa.
Rhinolopus affinis memiliki sembilan subspesies, termasuk R. a. affinis, R.a. andamanensis, R.a. hainus, R.a. Himalayan, R.a. macrurus, R.a. Nesiti, R.a. putri, RA superan dan R.a. untuk menjaga.
Deskripsi: Panjang total tubuh kira-kira. 58-63mm. Panjang lengan bawah sekitar 46-56 mm. Berat individu sekitar 12-15 gram.
Kelelawar tapal kuda berukuran sedang ini tersebar luas di Asia, dari India hingga Cina hingga Asia Tenggara. Daerah paling selatan habitatnya adalah Kepulauan Sunda Kecil dan Pulau Jawa. Hewan ini ditemukan pada ketinggian 290-2000 m dpl.