Proses Air Hujan Menjadi Air Tanah
Air Hujan Menjadi Air Tanah–Air hujan di Bumi dapat menjadi air tanah setelah mengalami beberapa proses dalam siklus hidrologi, salah satunya adalah penyerapan.
Selain air sungai dan air hujan, air tanah merupakan sumber air bersih lainnya. Air tanah terdapat pada lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah.
Mengutip dari situs statistik resmi Pemprov DKI Jakarta, tingkat konsumsi air tanah di wilayah DKI Jakarta mencapai 8.155.282 m3 pada tahun 2018. Hal ini menunjukkan penggunaan air tanah sangat tinggi.
Dari angka tersebut, Jakarta Selatan menggunakan setengah dari total penggunaan air tanah DKI Jakarta sebesar 4.348.123 m3. Pasalnya, kawasan Jakarta Selatan didominasi oleh gedung perkantoran dan kawasan pemukiman.
Air tanah sendiri bisa berasal dari air hujan, air laut, atau magma. Air tanah dari air hujan disebut air liar atau air tua. Lantas, bagaimana proses pengubahan hujan menjadi air tanah berlangsung? simak penjelasan berikut ini.
Proses dimana air hujan diserap ke dalam tanah untuk membentuk air tanah disebut infiltrasi.
- Air hujan yang jatuh membasahi permukaan tanah kemudian meresap melalui pori-pori tanah.
- Air terus mengalir melalui tanah liat, pasir, dan batuan berpori yang menyaring air hujan.
- Dalam prosesnya, gravitasi menarik air melalui dua zona yaitu zona aerasi dan zona saturasi. Zona aerasi adalah tempat bertemunya air dan udara untuk
- mengisi ruang pori. Sedangkan zona saturasi adalah daerah di bawah aerasi yang porous dan terisi penuh oleh air.
- Setelah melewati zona jenuh, air memasuki akuifer dan terperangkap di antara bebatuan.
Namun, jangan bayangkan air tanahnya berbentuk danau bawah tanah. Air tanah sebenarnya hanyalah air yang mengisi ruang-ruang kecil di antara bebatuan, seperti air yang mengisi spons.