Sebutkan Isi Perjanjian Hudaibiyah
Sebutkan Isi Perjanjian Hudaibiyah–Nabi SAW membuat dua janji atau kesepakatan di atas bukit Aqabah untuk menyebarkan ajaran Islam. Komitmen ini dikenal dengan Akad Aqabah atau Komitmen Aqabah.
Menurut buku History of Islamic Culture in the Classical Era karya Ahmad Sugiri, Akad Aqaba dimulai pada tahun ke-11 kenabian ketika Nabi SAW bertemu dengan enam orang dari Qazraj, suku Yashtrib yang datang ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji.
Keenamnya adalah As’ad bin Zurara, Auf bin Haritha (Ibn Afra), Raafi’ bin Malik bin Ajlan, Qutah bin Amir bin Hadidah, Uqbah bin Amir dan Jabir bin Abdullah bin Riab. Pertemuan mereka terjadi di gunung Aqabah.
Pertemuan berlanjut ke tahun berikutnya atau tahun kedua belas dari nubuatan itu. Saat itu, Nabi melihat rombongan 12 jamaah datang dari Yastrib. Beberapa dari mereka bertemu Nabi selama musim haji sebelumnya.
Murodi dalam Pendidikan Agama Islam: Sejarah Kebudayaan Islam untuk Madrasah Tsanawiyah, VII. dalam bukunya yang berjudul tahun 1, beliau menjelaskan bahwa di bukit Aqabah, tidak jauh dari Mina, Nabi SAW dan penduduk Yastrib membuat kesepakatan untuk membantu Nabi SAW.
dalam penyebaran Islam. Perjanjian ini dikenal dengan Perjanjian I Aqabah.
Jawaban:
Isi Perjanjian Hudaibiyah adalah
- Pihak Nabi Muhammad Saw dan pihak Quraisy sepakat mengadakan gencatan senjata selama 10 tahun.
- Setiap orang diberi kebebasan bergabung dan mengadakan perjanjian dengan Nabi Muhammad Saw, atau dengan Kaum Quraisy.
- Kaum Quraisy yang berpihak kepada Nabi Muhammad Saw tanpa izin dari walinya harus dikembalikan. Sedangkan jika pengikut Muhammad bergabung dengan Quraisy tidak dikembalikan.
- Pada tahun ini (6 H/628 M) Nabi Muhammad Saw harus kembali ke Madinah. Tetapi pada tahun berikutnya, Nabi Muhammad Saw dan pengikutnya diizinkan menjalankan ibadah haji, dengan syarat menetap di Makkah selama tiga hari dan dilarang membawa senjata.
Penjelasan:
Perjanjian Hudaibiyah merupakan perjanjian antara Nabi Muhammad SAW dengan kaum Quraisy pada tahun 6 H/628 Masehi. ketika Nabi Muhammad ingin melakukan haji di Mekkah setelah pertempuran Khandaq.
Perjanjian ini ditulis oleh Ali bin Abi Thalib dan disusun oleh Suhail bin Amr, Mikraz bin al-Hafs dan Hawatib bin Abdul Azza (Quraysh) dan Nabi Muhammad SAW.
Saat menyusun kesepakatan, Suhail menolak menambahkan Bismillaahirrahmanirrahiim. Sebaliknya, dia menyarankan Bismika Allahumma (dalam nama Tuhan). Ia pun menolak untuk menerima Muhammad, Rasulullah dan menggantikannya dengan Muhammad bin Abdullah. Nabi menerima kedua dalil tersebut, meskipun para sahabat menentangnya.