Mad Thobi’i Yang Terdapat Pada Ayat Pertama Surat At-Tin
Sebutkan Mad Thobi’i Yang Terdapat Pada Ayat Pertama Surat At-Tin
Lafadz yang mengandung hukum bacaan mad thabi’i di dalam ayat pertama Surah At Tin adalah وَالتِّيْنِ . Pada lafadz وَالتِّيْنِ terdapat hukum bacaan mad thabi’i karena ada huruf berharakat kasrah yaitu huruf ta bertemu setelahnya dengan huruf ya yang memiliki harakat sukun. Sehingga bacaan tersebut dibaca panjang sebanyak 2 harakat atau sebanyak 1 alif.
Surat At Tin beserta artinya lengkap dengan tajwid yang bisa kamu perhatikan supaya tidak salah lagi dalam membacanya. At Tin adalah surat ke-95 dalam Alquran. Surat ini terdiri atas 8 ayat dan termasuk golongan surat Makkiyah.
Ini diturunkan setelah surat Al-Buruj. Nama At Tin diambil dari kata At Tin yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang artinya buah Tin. Pohon buah tin sendiri sudah ditanam sejak 4.000 tahun lebih. Pohon tin banyak tumbuh di Asia, Afrika dan Eropa. Buah tin juga menjadi makanan pokok bagi prajurit bangsa Romawi.
Pembahasan
Mad asli atau mad thabi’i adalah hukum tajwid atau hukum tajwid yang memungkinkan bacaan merentang 2 huruf vokal. Sebagaimana lafadz yang memuat hukum-hukum mad baca atau mad thabi’i yang asli dalam Mushaf Al-Qur’an ada 3 diantaranya yaitu:
- Spertama: suatu lafadz mengandung hukum bacaan mad asli atau mad thabi’i jika ada huruf yang berharakat fathah bertemu dengan huruf alif.
- kedua: suatu lafadz mengandung hukum bacaan mad asli atau mad thabi’i jika ada huruf yang berharakat kasrah bertemu dengan huruf ya.
- ketiga: suatu lafadz mengandung hukum bacaan mad asli atau mad thabi’i jika ada huruf yang berharakat dhammah bertemu dengan huruf waw.
Hukum bacaannya idhar qomariyah karena ada alif lam diikuti huruf qomariyah , dalam hal ini adalah huruf cha’ dan ada juga hukum bacaan mad arid lis sukun karena waqof dan sebelum waqaf ada mad thobi’i dengan tanda kasroh diikuti ya’ sukun.
Membaca Alquran memang harus dengan benar dan sesuai tajwidnya begitu juga saat kamu membaca surat At Tin beserta artinya. Tidak boleh sembarangan karena bila tidak sesuai dengan tajwidnya kemungkinan artinya bisa jadi berbeda.