Dampak Buruk Overthinking terhadap Kesehatan Fisik dan Mental
Liputanberitaku.com — Pernahkah Anda merasa terjebak dalam kesedihan masa lalu, dan setiap kali Anda membuat keputusan, ajukan sejumlah pertanyaan “bagaimana jika”? Atau bisakah Anda selalu berpikir terlalu banyak tentang keputusan yang Anda buat? Jika demikian, Anda mungkin tipe yang terlalu banyak berpikir.
Terlalu memikirkan hal-hal yang terlalu banyak berpikir. Banyak yang menganggap tindakan ini sebagai perilaku yang berhati-hati sebelum mengambil keputusan. Padahal, jika kita memikirkan sesuatu, hal itu bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Kondisi Overthinking ini bahkan telah menjadi epidemi. Sebuah studi oleh University of Michigan menemukan bahwa 73% anak usia 25-35 tahun sering memiliki kebiasaan memikirkan sesuatu, dan 62% usia 45-55 tahun. Mereka yang berpikir terlalu sering memikirkan berbagai pilihan atau kasus terburuk yang mungkin tidak terjadi. Nyatanya, masalah yang muncul seringkali tidak separah yang dikira.Seorang asisten asisten klinis mengatakan bahwa hal yang terlalu dipikirkan dapat mengakibatkan insting tidak bekerja secara maksimal bahkan mengarah pada keputusan yang buruk.Anda mungkin juga menemukan diri Anda dalam situasi kelumpuhan analitis ketika Anda memikirkan sesuatu berulang kali tanpa menemukan solusi.
Selain membuang waktu, tenaga Anda juga bisa habis karena bisa menghalangi Anda untuk melakukan sesuatu.Studi lain di Inggris menemukan bahwa berpikir berlebihan dapat berdampak negatif pada kreativitas Anda.Sekarang, semakin sering Anda memikirkan sesuatu secara berlebihan, semakin besar pula masalah mental yang Anda hadapi, yang menyebabkan keputusasaan dan ketidakmampuan Anda untuk berpikir kreatif dengan cara yang biasa.
Memikirkan sesuatu secara berlebihan dapat memberi dampak pada kesehatan Anda. Overthinking dapat menyebabkan masalah fisik dan mental seperti stress, susah tidur, perubahan nafsu makan, dan gangguan kesehatan mental.Dampak overthinking pada kondisi kesehatan lainnya adalah gangguan pencernaan, meningkatkan risiko masalah kardiovaskular, peradangan tubuh yang berdampak pada kesehatan kulit, dan menurunnya sistem kekebalan tubuh yang berkaitan dengan pelepasan kortisol.