4 Langkah Sederhana Untuk Memulai “Self Love”
Konsep self love, juga dikenal sebagai cinta-diri, sering digunakan akhir-akhir ini. Beberapa orang berpikir bahwa setelah bekerja keras, makan snack atau makan kue favorit mereka berarti mencintai diri sendiri. Ada juga yang merasa saling mencintai ketika memutuskan untuk pergi ke psikolog untuk meningkatkan kesehatan mentalnya. Seperti apa sebenarnya Self Love itu?
Psikolog klinis Inez Kristanti menjelaskan bahwaSelf Love memiliki inti yang sederhana – perasaan layak untuk dicintai dan diperlakukan sebagai prioritas. Meskipun sederhana, sulit dilakukan dalam praktiknya.
“Self love sendiri adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan. Jika itu tujuan, sekali selesai, oh ya, berakhir. Bahkan jika itu yang kita alami setiap hari. Kita merasa tertekan, terkadang marah, terkadang sedih., Sulit untuk melihat bisnis yang positif, langkah apa yang bisa kita ambil untuk mengingatkan diri sendiri bahwa kita berharga,” kata Inez kepada BincangShopee 2.2 COD Sale, Rabu (26/1).
Berikut adalah 4 langkah sederhana untuk memulai self love :
1. Dengarkan kebutuhan Diri Sendiri
Saat baterai ponsel hampir habis, otomatis akan panik dan langsung mencari sumber listrik untuk diisi ulang. Sama seperti tubuh adalah ponsel, akan tiba saatnya “baterai” tubuh perlu diisi ulang.
“Ponsel itu ada tandanya kalau buth diisi. Nah, kami mendengarkan ketika kami merasa membutuhkan sesuatu untuk diri kami sendiri. Kami ingat bahwa kami perlu istirahat, kami tidak cukup tidur setiap malam, berkualitas atau tidak. Jadi kita harus Bijaksana, jika kita memisahkan jam kerja dan jam istirahat,” kata Inez.
2. Berani mengatakan tidak
Apakah Anda sering merasa tidak enak ketika ingin mengatakan tidak? Anda tidak sendiri. Ada semacam kecemasan akan dianggap jahat, tidak setia kepada teman, atau tidak tega jika ingin mengingkari sesuatu. Meskipun dia hanya memiliki prioritas yang berbeda, dia tidak memiliki kemampuan untuk memberikan bantuan atau dia memiliki tanggung jawab yang harus dipenuhi.
“Mengatakan tidak bukan berarti kita orang jahat. Jadi orang baik pun tidak selalu mengatakan ya untuk semuanya. Jika Anda mengatakan tidak, sarannya adalah asertif, bukan komunikasi yang agresif. Jika, misalnya, Anda agresif, itu ofensif, kita masih bisa menolak dengan sopan tapi tegas,” kata Inez.
3. Meluangkan untuk Me Time
Waktu tampak seperti mitos bagi orang tua. Bagaimana dengan waktuku? Dengan hanya beberapa menit untuk makan, bayi itu sudah berteriak. Inez menyarankan untuk mengubah pola pikir Anda karena saya selalu membutuhkan banyak waktu. Sebaiknya Anda memberi tahu bahwa waktu tidak harus lama. Pada dasarnya, bisnis yang Anda lakukan adalah untuk diri sendiri. Dapur, misalnya, digunakan sebagai waktu saya karena Anda akan menyukai memasak dan itulah yang Anda sukai.
“Kadang orang tua suka bingung, mengira waktuku menyakiti anak-anaknya. Walaupun mungkin tidak harus terlihat seperti itu. Anak butuh orang tua yang bahagia, istirahat yang cukup. Orang tua bisa meminta bantuan dari keluarga, dari orang lain. , seperti menjaga anak-anaknya untuk sementara. Orang tua punya waktu untuk saya], “katanya.
4. Terima hal-hal yang tidak dapat Anda ubah
Zona waktu sekarang tidak hanya WIB, WITA dan WIT, tetapi juga waktu Indonesia untuk bagian yang bijaksana. Istilah ini muncul di media sosial, di mana kaum milenial memiliki zona waktu untuk memikirkan hal-hal yang biasanya tidak bisa diubah atau dikendalikan.
Misalnya, pandemi adalah situasi yang tidak dapat diubah atau dihentikan. Sebaliknya, secara bertahap mulailah menerima hal-hal yang tidak dapat Anda ubah. Fokus hanya pada hal-hal yang dapat Anda lakukan dan ubah, seperti menerapkan protokol kesehatan, mendapatkan vaksinasi, dan memperkaya diri dengan informasi yang benar tentang pandemi.
Ini adalah langkah-langkah sederhana untuk memulai cinta pada diri sendiri yang dapat Anda terapkan setiap hari.