Inilah Fakta dan Mitos Burung Jalak Gunung Lawu
liputanberitaku.com— Inilah fakta dan mitos burung jalak gunung lawu- Para pendaki yang pernah naik ke Gunung Lawu pasti pernah dengar mitos ini yaitu pendaki yang tersesat dan ditolong dengan cara dituntun oleh seekor burung jalak , dan kini kejadian itu menjadi viral di media sosial. Para peneliti burung menyebut sejumlah fakta dan mitos, apa saja?
Hal ini dialami oleh Mohammad Soleh pada Agustus 2020 saat mendaki Gunung Lawu untuk pertama kalinya. Dia lalu membagikan kejadian itu lewat akun TikTok dan menjadi viral.
Mohammad Soleh menceritakan bahwa dia dan rekan-rekannya salah jalur karena memang belum mengenal jalur pendakian Gunung Lawu. Ditambah dari sebagian anggota rombongan telah kecapekan.
Disaat kebingungan mencari jalur, mereka melihat dan dituntun oleh burung jalak. Namun anehnya Burung jalak itu tidak terbang, melainkan melompat-lompat.
Ternyata, munculnya burung jalak di Gunung Lawu dan menuntun pendaki bukan kali ini terjadi. Inilah fakta dan mitos burung jalak gunung lawu.
Burung Jalak Penyelamat Pendaki Lawu
1. Burung jalak di Gunung Lawu adalah sosok Raja Brawijaya V
Diceritakan oleh pemandu pendakian di Gunung Lawu, Ari Budi (45 tahun), mitos burung jalak di Gunung Lawu itu dikaitkan dengan cerita moksanya Raja Brawijaya V, yaitu seorang raja Majapahit yang terakhir. Raja Brawijaya yang waktu itu sedang dikejar oleh pasukan Demak, memutuskan untuk naik ke Gunung Lawu dengan dikawal oleh Sabdo Palon, Dipa Manggala, dan Wongso Menggala.
Raja Brawijaya V telah dipercaya moksa tepatnya di Hargo Dalem (puncak Gunung Lawu). Sementara itu, Pengawal Raja Brawijaya V Dipa Manggala dititahkan menjadi Sunan Lawu yang bertugas untuk menjaga Gunung Lawu. Yang akhirnya mendapatkan julukan Kyai Jalak. Sejak saat itu banyak ditemukannya burung jalak di kawasan Lawu.
2. Mitos burung jalak Lawu telah lama muncul
Mitos burung jalak di Gunung Lawu yang menuntun pendaki itu sudah ada sejak lama. Ari Budi, salah satu pemandu pendakian Gunung Lawu, menyebut mitos itu ada jauh sebelum dia mulai mendaki gunung pada 1991. Jadi sudah lama sekali mitos itu ada
3. Yang menangkap jalak Lawu akan sial
Meski banyak ditemukan di kawasan Gunung Lawu, burung jalak tidak sekali pun pernah ditangkap oleh pendaki. Hal ini Dipercaya, pendaki akan mendapatkan nasib sial jika tetap nekat menangkap atau menyakiti burung ini.
4. Yang dituntun jalak Lawu akan mendapatkan berkah
Dipercaya dari mitos ini, para pendaki yang diikuti dan ditunjukkan jalan menuju Hargo Dumilah (puncak Gunung Lawu) oleh burung jalak Lawu adalah para pendaki yang mendapat berkah dari Sunan Lawu kelak di hidupnya.
Fakta tentang burung Jalak Lawu yang menuntun pendaki:
1. Burung jalak Lawu sangat menyukai tempat terbuka
Peneliti burung Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Ani Mardiastuti mengatakan perilaku jalak Lawu yang kerap menuntun pendaki tersesat menuju jalur pendakian hingga ke puncak gunung, bisa terjadi beberapa faktor. Faktor pertama, karakteristik burung ini memang sangat menyukai tempat terbuka.
“Burung Turdus ini memang penyuka tempat terbuka. Dia kan pemakan biji-bijian di tanah. Dia nggak bisa di tempat yang tertutup,” kata Ani Mardiastuti menegaskan.
Dugaan itu dikuatkan dengan penelitian yang menunjukkan burung jalak lebih banyak ditemukan di sekitar jalur pendakian dibandingkan di lokasi di dalam hutan.
2. Burung Jalak Dapat kemudahan makanan
Jalur pendakian menjadi lokasi favorit burung karena bisa lebih mudah mendapatkan sumber makanan. Termasuk, remah-remah makanan yang dijatuhkan para pendaki yang lewat maupun beristirahat di sekitar jalur pendakian tersebut.
“Mungkin juga dia ada remah-remah sisa makanan orang yang mendaki, mungkin saja ada kaitannya. Burung-burung ini kan lama-lama belajar juga daerah itu banyak makanan,” kata Ani Mardiastuti.
Makanan sebenarnya burung jalak di alam adalah biji dan serangga. Khusus untuk biji, mereka menyukai jenis buah-buahan yang memiliki warna merah dan ungu.
3. Mitos ini Menguntungkan Bagi Burung Jalak
Mitos burung jalak di Gunung Lawu menjadi penuntun pendaki di Gunung Lawu dinilai menjadi keuntungan bagi si burung jalak. Mitos tersebut membuat para pendaki tidak berani mengganggu atau menangkap burung-burung tersebut.
“Jadi, dia tidak melihat manusia sebagai ancaman, makanya dia kelihatan jadi lulut (jinak),” kata Ani Mardiastuti.
4. Karakter Burung Jalak Lawu Melompat-lompat
Perilaku burung jalak yang hanya melompat-lompat dan tidak terbang itu dinilai lumrah. Ani Mardiastuti menyebut itu terkait makanan burung itu yang ada di bawah, bukan di pucuk pohon.
5. Jalak Lawu Menjadi Ikon wisata Magetan
Jalak Lawu dengan warna bulu kecoklatan cenderung hitam dijadikan ikon wisata pemerintah kabupaten Magetan, Jawa Timur.
#Artikel_asli